Agen Joker123 Online - Cerita Sex Pijat dan ngeseks dengan pembantu
Agen Joker123 Online - Cerita Sex Pijat dan ngeseks dengan pembantu - Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa
Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi
dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf
Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak
naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas
sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH.
Mungkin buruburu. Engga apaapa.
Agen Joker123 Online - Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti
baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak
jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk
kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak
berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk.
Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat,
agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah,
membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan
bersih kulitnya.
Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku
berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke
tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini
mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama
seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat,
Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun
mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup
ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada
daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?,
surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.
Depannya Pak?
Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan,
terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini
melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku.
Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah
dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi
ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara
mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini
lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur.
Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.
Ah engga katanya sedikit
gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya
dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu
sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung
menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia
kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada
isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa
kocokan.
Jadi aku tak sempatmendaki?, cuman pengin menyetubuhinya
! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan
menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu.
Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini
diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat,
artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai
menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka
yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu.
Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar
janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap
pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini
menghindar dengan sopan.
Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja
kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya,
bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat
itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik
mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus
pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih
tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang.
Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai
terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat
menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku,
telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin
nekat.
Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut
menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan
tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak
tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit
meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang
akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan
tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku
menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa,
satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup
jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini
menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan
.. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.
Aku sudah sangat
paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku.
Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari
tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak
seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama
nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke
kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat,
besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka,
dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak?
rintihnya. Tak ada penolakan.
Aku pindah ke dada kanan, kulum
juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan
BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur,
dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan
mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih
sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang
licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.
Kata
Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku
udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan
kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ?
Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang
lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik
CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini
punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya
sudah terangsang, tunggu apa lagi.
Kubuka pahanya lebar lebar.
Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di
lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke
tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik
sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah
lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak
masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga
dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol.
Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.
Baru
setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak
ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan
kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan
lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi
sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani,
tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya
masingmasing.
Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang,
dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku
tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit.
Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding
vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah
hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok.
Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini
sudah tak karuan.
Selain merintih dan teriak, dia gerakkan
tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya
sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya
gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu
merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak
satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda
juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30
tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.
Aku
masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa
cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya
berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil
menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total
berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan
teratur di dalam sana.
Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan
pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan
kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai
orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ?
Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar
kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air
matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja.
saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang
mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.
Kenapa Pak ? Jadinya saya engga
bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga
akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo
saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin
lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan
lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi
menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus.
Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.
Aku
merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ?
Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa?
Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat
genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan
aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku
kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa
menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan
luar biasa.
Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku
alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku.
Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir
resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin
Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan
nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah
kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga
Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami
engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak
bagus banget? Katamu tadi.
Udah berapa lama kamu engga begini ..?
Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan?
Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi
baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat
itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang
nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia
mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit,
lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari
Sabtu jam 10.00.
Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan
dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar
rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu
yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti?
Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4
bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama
itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .
Enak
banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang
punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga
merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia
punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga
takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang
aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas,
sampai sekarang.
Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main.
Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa
khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah
ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil
menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini
beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan
juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.
Baru sekarang aku bisa
jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya
menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku
jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45
menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini
memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah
nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede
juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.
Sore
itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak
satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu
didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang
aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini
selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan
penisku.
Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang
nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu
siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah
berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia
sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika
aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk.
Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku
! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.
Komentar
Posting Komentar